Pengarang : Onghokham
Judul : Soekarno
Orang
Kiri Revolusi dan G30S 1965
Tahun Terbit :
2009
Kota Penerbit : Jakarta
Penerbit : Komunitas Bambu
Keterangan : (xxi, 220, 13gb;14x21cm)
Oleh : Michael HB Raditya
Tidak ada orang
yang monolitis hanya berakar pada budaya atau hanya pada politik. Sukarno
sendiri mungkin tidak akan dapat menjawabnya, sebab pribadi perseorangan,
kecuali pemikiran rasional dan tipu muslihatnya, pasti dibentuk oleh tradisi
budaya dan masyarakat.
_Onghokham_
Opini
Onghokham dalam mengcounter pernyataan Anderson -dalam menilai pertimbangan
atas kebijakan Soekarno- menjadi kejernihan tersendiri dalam mengungkap
kenyataan sejarah. Sudut pandangnya memperkaya referensi dalam melihat sisi
lain Soekarno. Seperti halnya, pengkorelasian antara tradisi, budaya dan
masyarakat dalam memandang dualisme politik. Bahkan, Onghokham dapat melihat
pemikiran rasional dan tipu muslihat yang diaplikasikan terhadap pandangan Soekarno.
Onghokham tidak ragu dalam mengungkapkan perbedaan dan telaah lebih lanjut
dalam menilik sosok Sokarno. Pemahaman dan pembacaannya yang mendalam menjadi
sebuah nilai lebih yang membedakannya dengan penulis atau ahli sejarah lainnya.
Pengalaman empiris membentuk Onghokham
dengan pemahamannya sendiri. Latar belakang pendidikan yang kuat membentuk
pemahaman dan pengalaman Onghokham terhadap Soekarno semakin kuat.
Soekarno
telah ditelaah dalam banyak perspektif dan tema pembahasan, baik yang
dihubungkan dengan Politik, Ekonomi, Sosial, Seni bahkan Otobiografi. Seperti
halnya Yuke Ardhiati yang diterbitkan Komunitas Bambu pada tahun 2005 yang
berjudul “Bung Karno
sang arsitek : kajian artistik karya arsitektur,tata ruang kota, interior,
kria, simbol, mode busana, dan teks pidato, 1926-1945”. Pembacaan Yuke terhadap
Soekarno yakni dengan menghubungkan keterkaitan antara artistic dalam kehidupan
Soekarno. Adapun buku lainnya yang terbit akhir-akhir ini, buku karangan Mikke Susanto pada tahun 2014 yang berjudul
“Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia”. Mikke dalam
pembahasannya memperlihatkan secara rinci pola roleasi Bung Karno dengan para
pelukis. Pembedaan buku Soekarno yang ditulis Mikke adalah deksriptif jelas dan
menarik dala memberikan referensi baru yang lebih spesifik.
Onghokham, mengawali tulisan dengan
judul-judul yang menarik. Judul yang diangkat tidaklah umum, penuh dengan
proses kognitif, kuat dengan asumsi dan diperkuat dengan referensi dalam
mengkomparasi dan terus memperluas pengetahuan atas Soekarno. Empiris atas akademis
Onghokham juga begitu kuat, terlihat dengan penggunaan bahasa untuk memberi
judul sebuah tulisan. Judul yang dibuat olehnya merupakan poin utama dalam
sebuah tulisan. Seperti halnya pada “Sukarno: Mitos dan Realitas”, dalam
tulisannya Onghokham mendeskripsikan kehidupan Sukarno dari Muda hingga pada
masa kepemimpinan Negara. Deskripsinya menjelaskan hal-hal yang jarang
terungkap dalam catatan sejarah lain. Dekonstruksi Onghokham dalam melihat
kehidupan Soekarno menjadi perspektif lain dengan tajuk tulisan yang baru.
Karena Onghokham membongkar persepsi dan konstruksi lama, dan membangunya
dengan mater yang sama dengan perspektif yang berebeda. Onghokham dalam
merumuskan Soekarno yang direlasikan dengan “Orang Kiri Revolusi” dan “Pembantaian
G30S 1965” merupakan wacana baru yang ada tapi masih mengambang dalam catatan
sejarah, dan tulisannya menambah dafar buku yang kritis dalam pengkajiannya
terhadap Soekarno.
Tulisannya juga tidak hanya
berisikan asumsi dan cerita lain kehidupan, tetapi diperkuat dengan referensi
terkait, seperti halnya dalam mengcounter Dahm, Anderson dan McVey. Terlebih
sifat counter Onghokham yang tidak menjatuhkan, tetapi bersifat dekonstruktif
dan diperkuat dengan referensi juga kenyataan lain. Onghokham dalam tulisannya
memberikan ruang berfikir tersendiri, dan mempekakan subjektifitas saya sebagai
pembaca untuk lebih dalam lagi dalam melihat Soekarno. Tulisannya
mengkorelasikan sebuah kejadian dengan kejadian lain, seperti pada pernyataan
Onghokham yang memberikan pemahaman baru atas wacana “Gerakan Mahasiswa”. Ong
membawa pemhamannya tidak hanya pada persepsinya saja, tetapi pada pernyataan
Sarjana barat dan Gandhi.
Ong mempunyai kekuatan observasi
yang dalam tiap tulisannya. Observasi yang kuat dengan gaya tulisan deskriptif
membuat tulisan menjadi mengalir. Salah satu kekritisan Ong dalam melihat
prahara pemerintahan Soekarno adalah pada tertindasnya pedesaan dan muncul
kekerasan. Mulai terjadinya konflik tanah dengan akar cerita terbentuknya
UUPA(Undang-Undang Pokok Perubahan Agraria), yang berimplikasi pada kehidupan
masyarakat Jawa. Terdapat kesenjangan yang terjadi atas kebijakan yang
diberlakukan, bukan permasalahan bagi hasil, tetapi mulai terciptanya kekuasaan
baru dan kesewenangan Lurah dan Generation
Gap. Beralih ke wacana lain “Gerakan Kiri”, Ong dapat menjelaskan akar dan
awal gerakan kiri terbentuk dan berkembang, hingga menjadi organisasi yang
esensial dan kuat bagi Negara.
Buku ini diperkuat dengan kehadiran
Bab terkahir “Saya, Sejarah dan G30S 1965”, dalam bab terakhir ini, merupakan pernyataan
Onghokham dalam menuliskan dan mengembalikan kembali catatan sejarah yang ada.
Walaupun mendapat gangguan baik dari eksternal dan internal Ong.
Pemahaman-pemahaman menubuh yang dimiliki Ong merupakan catatan yang menarik
dalam melihat sisi lain bangsa yang dipimpin oleh Soekarno. Dalam bab terakhir
ini, McVey pun ikut mengantarkan pemahaman dan pernyataan subjektifitasnya
dalam melihat kiprah Ong sebagai Sejarawan. Ong tidak terpaku pada satu arus
gerakan, Ong mau mencoba untuk peka dan melihat ruang-ruang kosong yang ada.
Ong merupakan Sejarawan yang kuat, tidak hanya pada pemahaman tetapi juga pada
pengalaman. Hemat saya, Buku ini merupakan lumbung referensi, yang diceritakan
dengan gaya santai dan mengalir Ong.
Data Diri:
Nama : Michael
HB Raditya
Alamat : Komplek Gudang Peluru
Alamat : Komplek Gudang Peluru
Jl.
Gudang Peluru Selatan II Blok N-340
Rw.03 Rt.007, Tebet, Jakarta Selatan 12830
Rw.03 Rt.007, Tebet, Jakarta Selatan 12830
Telepon : 08568780707
Blog : kajiseni.blogspot.com
No comments:
Post a Comment