Sunday, December 29, 2013

Lirih Tak Bertuan

Sore itu
di depan pasang mata
seorang wanita mulai memasuki panggungnya
berjalan perlahan ke tengah singgasana
dengan karpet hitam putih membentang
ia mulai melakukan gerakan yang repetitif
berlenggak lenggok kiri dan kanan
sesekali mengibaskan selendang
dan menatap datar nan tegang ke penonton

ditemani hujan
walau hanya gerimis
bercampur haru, malu, marah dan lapar
dan tak bergeming walau tawa, celoteh, makian, dan cercaan
terlontar dari mulut-mulut para lidah tak bertulang

beberapa saat kemudian,
wanita tersebut berjalan ke sisi panggung,

mengambil sebuah kotak kecil
dan berjalan ke arah penonton
memohon tanpa memaksa
 beberapa orang acuh
pura-pura tak melihat
bahkan pura-pura berbicara dengan pasangannya
senyum, ya hanya senyum terlontar dari wanita itu
sembari menemani kepergiannya




seni, apakah seni hanya diapresiasi ketika di "galeri", "panggung", atau acara
yang diusung para pria berdasi dan wanita dengan busana anggun
dengan penonton yang berasal dari relasinya

lalu apa yang dilakukan wanita itu,
melenggak lenggok dengan busana jawa
tiap  ruas selendang yang menemani gerak-gerik sang wanita.
yang kadang mengusung lebih baik dari para empunya

apa ini salah?
apakah seni harus berasal dari kalian!
yang terkadang tidak tahu apa arti seni itu sendiri
lantas bagaimana dengan wanita itu.
atau
yang dimainkan wanita itu bukan seni,
ya jelas, bukan seni milik kalian.

No comments: