Tradisi
Gambang Kromong Masyarakat Betawi
Oleh:
Sukotjo
Review oleh : Michael
Haryo Bagus Raditya
Abstrak
Jakarta, dalam keberadaannya sebagai
ibukota tidak dapat dipungkiri bila mengalami banyak gesekan kebudayaan, baik
dari dalam negeri, seperti halnya kebudayaan daerah lain, juga dari luar
negeri, seperti halnya westernisasi dan kebudayaan dari Negara lain. Adapun
dampak yang menyebabkan kebudayaan Betawi sebagai empunya Jakarta semakin
terkikis. Sehingga kebudayaan di Ibukota semakin dinamis dengan adanya dorongan
eksternal tersebut, kebudayaan baru muncul, dan kebudayaan lama semakin
tenggelam. Pada hal ini, Betawi memiliki Gambang
Kromong sebagai salah satu kebudayaan Jakarta yang nasibnya mengambang.
Pada dasarnya Gambang Kromong
merupakan kebudayaan betawi yang dimiliki masyarakat pendatang (China). Menurut
Sukotjo, Gambang Kromong digunakan pertama
kali oleh orang China Benteng, dan dalam keberadaannya bernagsut-angsur menjadi
milik betawi. Gambang Kromong
merupakan perpaduan dari beberapa alat musik yang berasal dari India,
Indonesia, China dan kini, barat. Jadi dapat disimpulkan bahwa Gambang Kromong merupakan gabungan
kebudayaan dan menjadi kebudayaan baru yaitu Gambang Kromong Betawi. Seiring dengan perkembangan zaman dan
eksistensi Gambang Kromong yang
menjadi ikon musik Betawi dalam ranah pariwisata, membuat Gambang Kromong harus terus beradaptasi dengan jenis musik dan alat
musik baru yang muncul, agar eksistensi Gambang
Kromong kembali ke masa kejayaannya.
Kata
Kunci:
Gambang Kromong, Betawi, Etnisitas
Pribumi, Transformasi Transisi