Indonesian
Idol: Sebagai Kontes dan Pertunjukan
Indonesian Idol
merupakan sebuah acara yang bertajuk kontes pencarian bakat dalam olah suara
dengan format penyanyi solo. Dalam keberlansungannya Indonesia Idol telah
menjadi nilai tersendiri bagi Indsutri Musik Indonesia, yaitu makin beragamnya
warna dari para penyanyi dan mereka dipilih berdasarkan selera. Maka itu
membongkar Konstruksi Selera merupakan sebuah hal yang penting untuk mengetahui
Indonesia Idol sebagai pertunjukan. Karena selera tersebut membuat penubuhan
dan pesona terhadap para penonton. Indonesian Idol menjadi sebuah kesenian juga
tidak dapat dipelaskan pada konteks yang ada yaitu komoditisasi, dimana
komoditisasi merupakan sebuah nilai pertukaran seni dengan konteks lainnya.
Keywords: Indonesian
Idol, Habitus, Penubuhan, Pesona, Komoditisasi.
Juni 2012, Indonesia
seakan sedang gemar bernyanyi, animo masyarakat dalam bernyanyi semakin
meningkat bersamaan dengan munculnya sebuah acara kontes pencarian bakat dalam bidang olah suara. Ya, sebuah acara kontes
pencarian bakat untuk penyanyi solo dengan genre bebas bernama Indonesian Idol.
Ratusan bahkan ribuan mengikuti audisi untuk menjadi “idol” selanjutnya.
Berbagai macam motivasi pun turut muncul dalam mengikuti acara tersebut,
beberapa orang sangat serius untuk dapat menjadi Idol, juga sebagai media
bersenang-senang, dan sebagai ajang adu keberuntungan. Semua orang
berlomba-lomba untuk menjadi seorang bintang baru dan secara tidak sadar menseragamkan
kebiasaan masyarakat dalam bernyanyi. Tepatnya hari sabtu, ya setiap hari Sabtu[1] semua mata menatap ke
layar televisi untuk menyaksikan sebuah acara yang memanjakan telinga dengan
suara-suara nan merdu.
Indonesian
Idol sejatinya bukan hal yang baru dalam mewarnai kancah hiburan masyarakat
Indonesia, tetapi dianggap sebagai recovery
atau kelahiran kembali. Bagaimana tidak, setelah Indonesian Idol menyita
perhatian masyarakat di edisi pertama dan kedua pada tahun 2004 dan 2005,
tahun-tahun selanjutnya Indonesian Idol mengalami penurunan yang sangat drastis,
sehingga menempatkan Indonesian Idol sama dengan acara-acara televisi semata.
Berbeda pada tahun ini, animo masyarakat dalam menonton Idol sangatlah besar,
hal tersebut dibuktikan dengan berita idol yang selalu menempati trending topic pada Twitter[2], dan rating sebagai acara teleivisi
yang paling banyak ditonton[3].
Coutas juga menyebutkan:
According
to ratings statistics, the periodical press, and as evidenced by fanbases, the
most popular reality programmes in Indonesia to date are singer–performer
talent quests such as RCTI’s Indonesian Idol, Indosiar’s Akademi Fantasi
Indosiar (AFI, Indosiar’s Fantasy Academy) and TPI’s Kontes Dangdut Indonesia
(KDI, Dangdut Contest Indonesia). (2008:111)
Setelah
vakum selama 2 tahun, Indonesian Idol hadir kembali dan menyedot perhatian
masyarakat yang begitu besar, bahkan setelah tampil live pada hari sabtu, hari minggu dan hari jumat kembali disiarkan
siaran ulangnya. Hal ini lah yang menjadi perhatian utama, kembalinya Indonesian
Idol di Televisi, sebuah pertunjukan musikal pada layar kaca Televisi Indonesia
yang menjadi barometer musik Indonesia.
Indonesian
Idol Sebagai Pertunjukan
Indonesian
Idol, merupakan sebuah kontes pencarian bakat dalam bidang olah suara untuk kategori penyanyi solo. Sebenarnya, Indonesian
Idol ini merupakan acara yang mengadopsi dari sebuah acara serupa yang bernama
“Pop Idol” di Inggris yang dibuat oleh Simon Fuller[4]. Dengan berkembangnya
acara tersebut dan sangat menyita perhatian Dunia, maka Idol-idol selanjutnya
terbuat dalam versi per Negara (Indonesian Idol) dan kawasan Regional (Asian Idol, World Idol, dll). Inti dari Indonesian
Idol adalah menciptakan seorang penyanyi baru yang diyakini akan menjadi
bintang baru di Indonesia dalam bidang tarik suara. Format pencarian bakat
sebenarnya dilengkapi dalam beberapa tahapan, pada Indonesian Idol 2012 ini
terdiri dari Audisi, Eliminasi, Top15
Show, Spectacular dan Grand Final.
Pada audisi tahun 2012 ini diadakan dengan empat cara, Audisi Lokasi, Sekolah,
Bus dan Online. Audisi Lokasi diselenggarakan
di beberapa kota seperti Ambon, Bandung, Jakarta, Manado, Medan, Padang,
Palembang, Surabaya dan Yogyakarta. Pada tahun ini Audisi Sekolah diadakan di
SMA Don Bosco Padang, Audisi Bus diadakan di Cirebon, Jawa Barat, dan Audisi Online diadakan pada situs www.youtube.com. Audisi yang dilakukan adalah
setiap individu membawakan sebuah lagu di depan para juri dan bila dianggap
layak akan mendapatkan Golden Ticket
yang menandakan lolos ke babak berikutnya.
Setelah
terkumpul para peserta audisi, para penyanyi masuk dalam ke tahapan eliminasi,
dengan jumlah yang banyak eliminasi dilakukan dengan cara membagi penyanyi ke
dalam beberapa kelompok[5], kelompok tersebut akan
bernyanyi satu sampai dua lagu dan penyanyi yang dianggap layak akan maju ke
babak Top 15 Show[6], dari babak tersebut akan
disaring 10orang, tetapi pada 2012 kemarin tersaring 12orang. Para penyanyi
pada kesempatan ini akan menyanyikan satu buah lagu dan bagi mereka yang
terpilih akan maju ke babak Spectacular[7] dan bersaing satu sama
lain setiap minggunnya dengan membawakan satu hingga dua lagu, tergantung pada
jumlah peserta yang ada. Tahapan terakhir adalah babak Grand Final yang mempertemukan dua peserta yang akan memperebutkan
juara Indonesian Idol[8]. Pada kesempatan ini para
penyanyi akan diminta menyanyikan hingga lima buah lagu. Dalam Indonesian Idol
ini, para penyanyi pada tiap harinya akan ditempa dengan pelajaran musik,
pemahaman musik dan teknik olah vokal dalam memperbaiki performa dari para penyanyi.
Para penyanyi akan dipoles dalam suara dan penampilan yang akan dipertandingkan
pada tiap minggunya.
Indonesian
Idol sebenarnya bukan acara baru di layar kaca televisi Indonesia. Dimulai pada
maret 2004, merupakan tahun pertama keberadaan Indonesian Idol. Dengan
keberhasilan yang dicapai Indonesian Idol musim pertama maka hadir Indonesian
Idol pada tahun selanjutnya, yaitu, tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010 dan pada
tahun ini kembali diadakannya Indonesian Idol. Adapun pasang surut yang terjadi
pada Indonesian Idol, yaitu pada tahun 2004, 2005 dan 2006 animo masyarakat
dalam menyaksikan Indonesian Idol dapat dikatakan setia, hal tersebut juga
dibuktikan dengan memenangkannya Panasonic Awards untuk kategori Musik dan
Variety Show Terbaik selama tiga tahun berturut-turut. Namun pada musim ke
empat yaitu pada tahun 2007 Indonesian Idol dalam keberadaannya mulai munurun,
dan pada musik ke lima pada tahun 2008 Indonesia Idol dihentikan karena
ratingnya yang menurun tajam. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya kebosanan
dari para penggemar yang tayang pada tiap tahunnya. Pada tahun 2010 Indonesian
Idol mulai ditayangkan kembali, animo masyarakat mulai muncul kembali tetapi
dalam frekuensi yang biasa saja. Akhirnya pada tahun 2011 Indonesia Idol juga ditiadakan.
Kemunculan selanjutnya yang dianggap sebagai renaissance adalah pada tahun ini,
2012. Indonesia Idol musik ketujuh ini mendapat sambutan yang positif dari para penggemar dan penonton Indonesia.
Sehingga Indonesia Idol kembali menempati posisi tertinggi dalam jumlah animo
penonton Indonesia. Inilah keberhasilan kembali RCTI sebagai penyiar dan
Freemantle Media sebagai sponsor utama yang memunculkan Indonesian Idol lagi di
Indonesia.
Adapun
perangkat pada Indonesian Idol tersebut, seperti halnya Para Juri, Band
Pengiring, pelatih vokal dan pembawa acara. Peran dari mereka lah yang membuat
keberadaan Indonesian Idol terus ditunggu setiap minggunya. Pada Indonesian
Idol, Juri merupakan posisi terpenting dalam kontes ini, karena juri yang akan
menilai serta mendidik para kontestan setiap minggunya, dan secara tidak sadar
komentar para juri akan menghegemoni para penonton baik yang menyaksikan
langsung atau di layar kaca. Juri akan bertugas mengomentari setiap peserta
sehabis para peserta menyanyi. Juri Indonesian Idol berjumlah tiga atau empat
orang. Juri-juri tersebut adalah, pada musim pertama hingga ke tiga: Indra
Lesmana, Titi DJ, Dimas Djayadiningrat, Meuthia Kasim dan Indy Barends (hanya
pada musik ketiga). Pada Musim keempat dan kelima: Indra Lesmana, Titi DJ,
Anang Hermansyah dan Jamie Aditya(hanya pada musim keempat saja). Pada Musim
keenam: Erwin Gutawa, Agnes Monica, Rossa dan Anang Hermansyah. Pada musim
ketujuh ini: Anang Hermansyah, Agnes Monica dan Ahmad Dhani. Pada band
pengiring, dari musim pertama hingga kelima diiringi oleh Magenta Light
Orchestra, dan pada musim keenam dan ketujuh diiringi oleh Ony and Friends.
Sedangkan pada pembawa acara, musim pertama hingga kelima dibawakan secara
bergantian oleh Irgy Ahmad, Amelia Natasha, Dewi Sandra dan Daniel Manantha.
Tetapi pada dua musim terakhir hanya dibawakan oleh Daniel Manantha. Dalam
menunjang acara Indonesia Idol ini, diciptakannya juga acara reality show dari
para peserta selama karantina, dan disiarkan sekali dalam seminggu dengan waktu
jeda satu hari sebelum malam spectacular
show.
Indonesian
Idol sebagai Konstruksi Selara Indonesia
Indonesian
Idol sebagai sebuah kontes pencarian bakat, tidak dibatasi dalam genre yang
dibawakan oleh peserta. Ada beberapa dari penyanyi yang membawakan lagu dengan
genre pop, rock, jazz, swing, keroncong, blues, RnB, dan banyak lagi. Tidak ada
peraturan yang menentang jenis pembawaan lagu oleh peserta. Dengan makin
beragamnya warna pada genre musik yang dibawakan, itu merupakan sebuah tingkat
keberhasilan dari sebuah genre musik di tanah air ini. Keberhasilan sebuah
genre musik merupakan konstruksi selera pada individu, dan konstruksi selera
juga terbawa hingga pada ranah Indonesian Idol tersebut. Dengan begitu, yang
terjadi adalah antara Indonesia Idol sebagai media selera atau pengkonsturksi
selera, karena pada dasarnya para penyanyi, juri, pengiring hingga penonton pun
mempunyai selera masing-masing.
Selera bukanlah sesuatu yang
datang dengan sendirinya, selara merupakan konstruksi, dan sebuah konstruksi
selalu berkaitan dengan Praktik, Habitus, Capital
dan Field milik Pierre Bourdieu
dalam bukunya yang berjudul Outline of a
Theory Practice.
Menurut
Bourdieu, Praktik, Habitus, Capital dan Field merupakan satu keterkaitan yang
saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam penelitiannya tentang praktik,
Bourdieu berpendapat bahwa seluruh kehidupan sosial pada dasarnya bersifat
praktik, karena Praktik berada dalam ruang dan waktu, dan praktik tidak secara
sadar diatur dan digerakan. Bourdieu menyatakan bahwa:
the practical mastery of the logic or of the
imminent necessity of a game—a mastery acquired by experience of the game, and
one which works outside conscious control and discourse (in the way that, for
instance, techniques of the body do (Jenkins, 1992:42)
Praktik tidak terjadi pada ruang
yang kosong, Praktik berkerja pada ranah field.
Praktik merupakan sebagai gabungan dari habitus dan modal yang dibuktikan di field. Habitus menurut Bourdieu merupakan hasil ketrampilan
yang menjadi tindakan praktis yang tidak harus selalu disadari, yang kemudian
menjadi sumber penggerak dalam lingkungan sosial tertentu (1990:53).
Menurut
Bourdieu:
The habitus, the durably
installed generative principle o f regulated improvisations, produces practices
which tend to reproduce the regularities immanent in the objective conditions
of the production of their generative principle (1977:78)
Habitus merupakan struktur yang
menstruktur seorang individu dalam disposisi sehingga menubuh di luar kesadaran
si individu. Pada dasarnya Habitus merupakan kebiasaan yang ada pada tubuh,
sehingga semuanya seperti bersifat otomatis atau bekerja diluar kesadaran. Habitus
terjadi jika terkonstruk di kepala individu, terbiasa dengan praktik dan
lingkungan, dan toksonomi praktis (Jenkins, 1990:46). Habitus terkawal dengan
adanya Doxa, dimana Doxa menjadi hal yang membuat habitus menjadi sesuatu yang
tidak dapat dipertanyakan karena adanya kebenaran nilai yang lebih besar.
Capital disini
merupakan modal dari apa yang didapat dari habitus dan praktik, dimana
menciptakan modal kultural, sosial, ekonomi, politik dan lainnya. Capital terjadi ketika kebiasaan tumbuh,
maka akan menjadi investasi dan modal. Habitus berdampak sangat kuat pada
kepemilikan modal dan praktik merupakan penggunaan dari capital yang ada. Sedangkan Field
merupakan suatu arena sosial yang di dalamnya ada perjuangan atau maneuver untuk memperebutkan sumber atau
akses yang terbatas (Jenkins, 1992:52). Praktik berada dalam field, dimana praktik yang merupakan
hasil dari capital yang terjadi karena habitus. Ketika seseorang dengan
praktiknya melawan orang lain disebut sebagai field of Struggle, dan perjuangan untuk mencapai eksistensi.
Pada
Indonesian Idol, konstruksi selera ditelaah sebagai Praktik, Habitus, Capital dan Field. Habitus dari Indonesian Idol itu sendiri ada pada para
juri, penyanyi dan penonton. Sedangkan Capital
pada idol adalah investasi-investasi dari habitus Idol itu sendiri, praktik
pada Idol adalah perwujudan dari modal dan praktik berada pada field Indonesian Idol, dan Field dalam Indonesian Idol adalah babak
demi babak menjadi juara. Habitus Indonesian Idol terbagi pada para Juri, penyanyi dan
Penonton. Para juri Indonesian Idol 2012, yakni Anang Hermansyah, Agnes Monica
dan Ahmad Dhani. Mereka merupakan pemusik dan penyanyi yang telah berhasil
dalam field of struggle dari Industri
Musik Indonesia. Maka itu habitus dan capital
dari mereka sangatlah besar. Seperti halnya Ahmad Dhani, beliau telah
berkecimpung di Musik Indonesia sejak 1992 hingga sekarang, bahkan beliau telah
mempunyai perusahaan label sendiri. Begitu juga dengan lainnya, Agnes Monica,
beliau merupakan penyanyi yang fenomenal karena telah berhasil berkarir di
Internasional. Para juri merupakan semua pemusik yang paling terkenal hingga
sebelum Indonesian Idol dimulai, sehingga dengan adanya para Juri yang
mempunyai kemampuan dan berprestasi, konstruksi selera dapat terwujud.
Sedangkan habitus dari penyanyi dan penonton tidak jauh berbeda, dimana mereka
berkembang bersama industri musik Indonesia.
Habitus
diperoleh dari pendidikan dan pendewasaan. Telah terjadi penubuhan ketika
mereka mendengarkan musik-musik baik Indonesia maupun luar, dan tidak sadari
hal tersebut menjadi kebiasaan. Yang membedakan Penonton dan penyanyi adalah
habitus dari penonton untuk memilih, sedangkan habitus dari penyanyi untuk
praktik dan bersaing di field of
Struggle. Habitus dari Indonesian Idol tersebut menjadi kebiasaan, dan
habitus tersebut menjadi capital dari
para penyanyi sewaktu mereka bersaing di panggung Indonesian Idol. Capital
tersebut adalah pada suara (seperti teknik suara) dan gaya (gaya berpakaian dan
menyanyi). Para penyanyi juga di tempa setiap minggunya dengan praktik-praktik
yaitu dengan adanya latihan vokal setiap minggunya. Latihan Vokal berguna untuk
menjadi modal tambahan sebelum para kontestan bersaing di field, Spectacular Show. Bagi mereka yang mempunyai eksistensi
tertinggi maka keberadaannya akan aman hingga Grand Final, dan juga sebaliknya. Habitus, Kapital dan Praktik
dalam Field mengkonstruksi selera
musik masyarakat. Dimana mereka semua berangkat pada kebiasaan yang sama
menjadi kebiasaan yang berbeda.
Indonesian
Idol: Antara Pesona dan Penubuhan
Indonesian
Idol dalam keberlangsungannya ditonton oleh 53% lebih penduduk Indonesia,
penonton seakan semangat dan selalu menunggunya setiap Indonesian Idol
berlangsung. Dari pertanyaan-pertanyaan yang penulis langsungkan terhadap
penonton, kebanyakan mereka menunggu suara-suara indah para penyanyi, melihat performance setiap minggunya, dan
melihat siapa yang akan keluar. Dalam bentuk ini ada nilai pesona yang muncul
dimana terdapat pada suara yang muncul. Pesona merupakan sesuatu hal yang
membuat tersentak dan membuat takjub terhadap suatu hal. Gell mengatakan seperti
pada penelitian terhadap Kula Canoe, hiasan dan perangkat dikatakan mempesona
karena tidak pernah terlihat sebelumnya dan adanya tingkat kesulitan yang
tinggi. Kesulitan merupakan nilai pesona sebuah hal (1999:164). Adapun sifat
dari Pesona itu sendiri:
The
Power of art objects stems from the technical processes they objectively
embody: the technology of enchantment is founded on the enchantment of
technology. The enchantment of technology is the power that technical processes
have of casting a spell over us so that we see the real world in an enchanted
form. The enchantment which is immanent in all kinds of technical activity.
(Gell, 1999:163)
Menurut Gell, dari sebuah
teknologi akan muncul sebuah pesona. Teknologi menyimpan sebuah tingkat
kesulitan tersendiri bagi masyarakat awam. Karena kesulian merupakan poin dari
teknik yang memunculkan pesona. Seni terbuat dari sebagai sesuatu yang kecil,
rumit, halus, seperti halnya pada pahatan di kapal masyarakat Trobrian yang
terdapat pesona. Bilamana tingkat kesulitan semakin tinggi, maka hal tersebut
akan semakin mempesona.
Hal tersebut
juga terjadi pada Indonesian Idol, dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan
kepada para penonton, mereka menunggu suara-suara indah para penyannyi, ada
nila pesona dari penonton terhadap para peserta Indonesian Idol. Pesona pada
Indonesian Idol terdapat pada suara yang bervariasi, seperti suara lengking,
suara berat, suara serak, suara tinggi atau suara rock, masing-masing pesona
terhadap seseorang peserta menumbuhkan kekaguman hingga menghipnotis para
penonton untuk ikut memilih mereka melalui SMS. Suara-suara dari para peserta
yang dididik setiap minggunya, membuat adanya tingkat kesulitan dalam olah
vokal dan hal tersebut yang membuat kekaguman dari para penonton. Suara yang tingkat
vokalnya semakin sulit dan baik akan menjadi paling mempesona, tetapi semua
dikembalikan kepada jenis suara dari peserta. Dalam kasus ini, Indonesian Idol,
pesona juga muncul karena hegemoni. Hal tersebut terbukti tentang penilaian
kita terhadap suara, terkadang ketika para juri menilai seorang peserta sangat
bagus, kita juga akan mempercayainya dan mengatakan itu bagus dan sebaliknya.
Ditemukannya pesona yang tercipta karena kekuasaan kelompok. Adapun efek langsung
dari pesona, pada juri: efek pesona akan muncul ketika para penyanyi bernyanyi
dengan baik, memberikan komentar baik, bertepuk tangan, berdiri, menyanyi
hingga memeluk penyanyi. Sedangkan penonton, efek pesona muncul ketika mereka
ikut bernyanyi, bertepuk tangan, berdiri, menggeleng-gelengkan kepala, dan
banyak lagi.
Dalam
Praktek Indonesian Idol terdapat dampak pada penubuhan, pesona menciptakan
habitus baru, dan penubuhan terjadi karena pesona langsung dirasakan melalui
tubuh menjadi sebuah pengalaman. Pada dasarnya,penubuhan atau embodiment merupakan relasi antara ide,
nilai dan makna dengan wujud materialnya. Penubuhan dapat dilihat dari Phenomenology, karena pada phenomenology terdapat existential. Pada dasarnya Phemenology berarti fenomana atau sebuah
gejala, dan existential merupakan keberadaan suatu gejala. Gejala-gejala dialami
manusia lewat tubuhnya, dan gejala-gejala tersebut menjadi pengalaman dan
mengalami penubuhan.
In
such extraordinary ways can body movement provide human beings with a resource
for action in a semiotic modality that frequently elides spoken expression but
is never separate from the nature, powers and capacities of linguistically
capable agents (Farnell, 1999:32)
Tubuh dipandang sebagai sebuah
agen yang mempunyai kuasa untuk mendapatkan sesuatu. Menurut Bourdieu,
penubuhan juga terjadi karena adanya habitus, karena sejatinya saat habitus
sedang berkerja, ada nilai dalam habitus yaitu menubuhkan sesuatu. Selain itu
dalam menunjang proses penubuhan, praktik juga sebagai media penubuhan terhadap
sebuah hal. Pada ranah kesenian,
performance dapat dikatakan sebagai proses penubuhan, dimana performance dialami menjadi pengalaman
dari individu, dan pengalaman itu menubuh. Dalam ranah ini, penubuhan terbagi
atas pelaku dan penonton.
Dalam
hal Indonesian Idol, penubuhan juga terjadi pada penyanyi dan penonton. Ketika
bersamaan dengan berfungsinya habitus, maka penubuhan juga terjadi, penubuhan
terjadi karena si individu telah mengalami sesuatu dan menjadi sebuah
pengalaman atau memori dalam otak individu, dan sesuatu hal telah dapat
dirasakan karena pernah mengalami sebelumnya, penubuhan pun terbentuk. Seperti
halnya para penyanyi mereka telah mengalami penubuhan yang bersifat asli,
tetapi dalam Indonesian Idol mereka dituntut untuk melakukan penubuhan dengan
cara mengikuti kelas vokal dan lainnya, sehingga pada saat performance si
penyanyi bisa mengaplikasikan penubuhan yang dia rasakan. Dari penyanyi, para
penonton juga serta merta mendapat praktek penubuhan, dimana ketika mereka melihat
para penyanyi dan bernyanyi, dan hal tersebut menjadi pengalaman bagi penonton.
Terlebih jika penonton mengikuti para penyanyi bernyanyi, atau setidaknya
mereka menggerakan kaki atau tangan, karena keberhasilan proses penubuhan
ketika penonton ikut berpartisipasi walau sekecil apapun.
Indonesian
Idol dalam Komoditisasi Musik Indonesia
Economic exchange creates value. Value is embodies
in commodities that are exchanged. Focusing on the things are exchanged, rather
than simply on the forms or functions of exchange, make it possible to argue
that what creates the link between exchange and value is politics, construed
broadly. Commodities like persons, have social lives.
(Appadurai,1986:4)
Seperti halnya
yang dikatakan Appadurai bahwa komoditas sama seperti manusia, dimana mempunyai
“kehidupan sosial”. Pada hal ini Appadurai menekankan tentang nilai pertukaran
pada komoditas, ada nilai yang terdapat pada pertukaran. Seperti halnya barter
di zaman sekarang, ketika anda membeli sesuatu dengan harga mahal, barang itu
memang mempunyai nilai yang mahal juga. Appadurai juga dalam bukunya mengangkat
pernyataan Marx bahwa adanya perputaran pada komoditas selalu berhubungan
dengan uang. Appadurai melihat adanya hal diluar uang yang terdapat pada
komoditas seperti halnya sosial arena pada sebuah hal. Appadurai
mengklasifikasikan bahwa komoditas terbagi atas empat hal, yakni komoditas
berdasarkan destinasi, metamorphosis, diversion dan ex-comodities. Komoditas
berdasarkan destinasi adalah barang yang benar-benar murni akan di jual, metamorphosis adalah barang yang berarti
pada sebuah tempat karena mengalami metamorfosis, diversi adalah barang yang
mengalami metamorphosis dan mengalami diversi. Ex-comodities adalah barang yang
dipertukarkan ke tempat lain. Hal tersebut membuktikan bahwa komoditas
terbentuk atas jenis barang. Pada dasarnya dalam lingkup seni, seni senantiasa
membutuhkan dukungan ekonomi agar eksistensinya tetap terjaga. Kesenian tidak
dapat dipisahkan dari hal lainnya. Seperti halnya kesenian dan ekonomi. Seni
sebagai bentuk juga diperlukan sebagai komoditas, ada kegiatan jual beli pada
hal tersebut, con, seperti pada lukisan, adanya penjualan lukisan oleh pelukis.
Adanya tindakan pertukaran. Pertukaran antara pembuat dan pembeli disebut
sebagai apresiasi Seni, dimana bila menonton sebuah pertunjukan. Dilematis
sebenarnya terjadi, antara art for art dan art for mart dalam melihat
kesungguhan seni itu sendiri.
Dalam
hal Indonesian Idol merupakan sebuah pertunjukan musik di televisi, memang
sebenarnya semua hal yang berbau televisi merupakan kegiatan ekonomi, beranjak
dari leisure time, menjadi sebuah
aktifitas pemenuh kepuasaan atas sebuah hal. Indonesian Idol merupakan sebuah
nilai pertukaran yang paling terlihat, dimana Indonesian Idol berusaha
menampilkan musik yang variatif dan musik yang menghibur, karena ini sebuah
kontes. Tetapi ditukarkan dengan nilai ekonomi yaitu rating pertelevisian dari
jumlah penonton, Iklan dari sponsor, tiket nonton langsung seharga Rp.100.000,-
dan SMS dalam pemilihan peserta yang akan menjadi pemenang. Indonesian Idol
dalam keberlangsungannya memang menggunakan sistem SMS dan telepon, karena
mereka mengatas namakan penonton seperti “anda yang memilih, anda yang
menentukan”. Indonesian Idol sebagai aktifitas Ekonomi mempunyai pertukaran
yang sangat tinggi, dimana:
On a Friday night slot, when Indonesian Idol airs,
RCTI sets the price at Rp. 18,000,000 per 30 second ad spot. Expensive? This is
prime time, man! During a one hour presentation, there are six ad breaks with
each break filled with roughly eight ad spots. With a total of 48 spots, in one
hour RCTI scoops Rp. 864,000,000. Not only that, after a break of one hour, the
result show phase . . . takes place from 10–11 p.m. Here, RCTI achieves almost
the same ratings, which means takings of around Rp.1,728 billion for one
episode. And that’s underestimating. (Guritno et al. 2004: 31)
Pertukaran itulah yang membuat
komoditas Indonesian Idol sebagai sebuah seni pertunjukan berjalan dengan baik.
Adanya pertukaran antara seni dan nilai Ekonomi. Indonesian Idol dapat
dikatakan berhasil dalam menggunakan prinsip art for art dan art for mart,
karena dalam keberlangsungannya, dalam lingkup art for art para penyanyi bersungguh-sungguh dalam bernyanyi dan
menyuguhkan penampilan terbaik mereka, karena ini sebuah kontes yang harus
dimenangkan, dan art for mart adalah
tingkat keberhasilan mereka untuk menjadi pemenang dengan cara berpenampilan
baik maka akan dipilih oleh para penonton.
Referensi
Appadurai, Arjun.
1986. The Social Life of Things:
Commodities in Cultural Perspective. Cambridge: Cambridge University Press.
Bourdieu, Pierre.
1977. Outline of a Theory of
Practice. Cambridge: Cambridge University Press
1990. The Logic Of Practice,
trans by Richard Nice. Stanford: Stanford University Press
Countas, Penolpe.
2008. Fame, Fortune, Fantasi
Indonesian Idol and The New Celebrity dalam Buku Popular Culture in Indonesia.
New York: Routledge.
Farnell, B.
1999. Moving Bodies, Acting
Selves dalam Annual Review of Anthropology. Urbana: University of Illinois at
Urbana- Champaign
Gell, Alfred.
1999. The Art of Anthropology Essays and
Diagrams. London: The Athlone Press
Guritno, G.A.,
Khudori, Yanuarti, Sawariyanto, A., and Fitriyah, N.
2004. ‘Duit mengalir
sampai jauh’, Gatra, May 15: 30–31.
Haryono, Timbul.
2008. Seni Pertunjukan dan Seni
Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta: ISI Press
Jenkins, Richard.
1992. Pierre Bourdieu “Key
Sociologists”. London: Routledge
Perkuliahan:
Perkuliahan Antropologi Seni oleh
G.R. Lono Lastoro Simatupang tanggal 8 Maret 2012, 5,22,29 Mei 2012
Internet:
[1]
Indonesia Idol sejatinya diselenggarakan pada hari Jum’at, tetapi setelah
penyanyi tereliminasi hingga lima besar, acara dipindah menjadi hari Sabtu,
juga mengingat animo masyarakat yang terus bertambah untuk menyaksikan acara
Indonesia Idol ini pada akhir pekan.
[2]
Twitter merupakan jejaring sosial dunia maya, yang dapat menghubungkan semua
orang di muka bumi ini. Setiap waktunya, akan muncul berita yang paling banyak
menyita perhatian (trending topic dalam
cakupan worldwide) dari para pengguna
Twitter, dan pada hari penampilan Indonesia Idol. Idol selalu menempati posisi
10 besar berita yang paling banyak diakses sedunia.
[3]
Pernyataan Produser Eksekutif RCTI,Fabian Dharmawan bahwa dari 100%, 53%
penduduk Indonesia menyaksikan Indonesian Idol dalam www.tempo.co dalam berita Indonesian Idol 2012
Cetak Rekor. Berita tanggal 30Juni2012
[4]
www.indonesiaidol.com diunduh pada
tanggal 25 Juni 2012 pukul 20.36
[5]
Pada tahapan sampai pembagian eliminasi jumlah besar, pemilihan berdasarkan SMS
tidak dilakukan, pada tahapan ini lebih kepada keputusan dewan juri untuk
menentukan siapa yang layak untuk kontes ini.
[6]
Pada tahapan ini, pemilihan akan didasarkan kepada dua cara, yakni cara
pemilihan dewan juri dan voting sms terbanyak. Lima orang pertama akan
ditentukan oleh voting sms, lima orang lainnya akan ditentukan dewan juri.
[7]
Penentuan siapa yang bertahan dan tidak bertahan pada tahapan ini menggunakan
voting sms, bagi penyanyi dengan voting terendah maka tidak dapat melanjutkan ke
babak spectacular selanjutnya.
[8] Format pencarian bakat Indonesian Idol selalu
berganti tipe sistem pemilihan, seperti dahulu, proses pemilihan talenta dengan
adanya audisi, eliminasi, Workshop, Wildcard, Spectacular Show, Result Show,
Grand Final dan muncul satu penyanyi sebagai pemenang dalam kontes ini. Berbeda
tahapan dengan cara audisi peserta dalam jumlah banyak.
1 comment:
SELAMAT ANDA MENDAPATKAN UNDANGAN RESMI DARI SUMOQQ.COM! Kunjungi Skrg Live Chat nya u/Info lbh Lanjut,Dan Dapatkan Jutaan Rupiah Dengan Cuma-Cuma BBM : D8ACD825
Post a Comment