Tuesday, October 16, 2012

Indonesian Idol: Sebagai Kontes dan Pertunjukan


Indonesian Idol: Sebagai Kontes dan Pertunjukan

Indonesian Idol merupakan sebuah acara yang bertajuk kontes pencarian bakat dalam olah suara dengan format penyanyi solo. Dalam keberlansungannya Indonesia Idol telah menjadi nilai tersendiri bagi Indsutri Musik Indonesia, yaitu makin beragamnya warna dari para penyanyi dan mereka dipilih berdasarkan selera. Maka itu membongkar Konstruksi Selera merupakan sebuah hal yang penting untuk mengetahui Indonesia Idol sebagai pertunjukan. Karena selera tersebut membuat penubuhan dan pesona terhadap para penonton. Indonesian Idol menjadi sebuah kesenian juga tidak dapat dipelaskan pada konteks yang ada yaitu komoditisasi, dimana komoditisasi merupakan sebuah nilai pertukaran seni dengan konteks lainnya.
Keywords: Indonesian Idol, Habitus, Penubuhan, Pesona, Komoditisasi.


Juni 2012, Indonesia seakan sedang gemar bernyanyi, animo masyarakat dalam bernyanyi semakin meningkat bersamaan dengan munculnya sebuah acara kontes pencarian bakat  dalam bidang olah suara. Ya, sebuah acara kontes pencarian bakat untuk penyanyi solo dengan genre bebas bernama Indonesian Idol. Ratusan bahkan ribuan mengikuti audisi untuk menjadi “idol” selanjutnya. Berbagai macam motivasi pun turut muncul dalam mengikuti acara tersebut, beberapa orang sangat serius untuk dapat menjadi Idol, juga sebagai media bersenang-senang, dan sebagai ajang adu keberuntungan. Semua orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang bintang baru dan secara tidak sadar menseragamkan kebiasaan masyarakat dalam bernyanyi. Tepatnya hari sabtu, ya setiap hari Sabtu[1] semua mata menatap ke layar televisi untuk menyaksikan sebuah acara yang memanjakan telinga dengan suara-suara nan merdu.
Indonesian Idol sejatinya bukan hal yang baru dalam mewarnai kancah hiburan masyarakat Indonesia, tetapi dianggap sebagai recovery atau kelahiran kembali. Bagaimana tidak, setelah Indonesian Idol menyita perhatian masyarakat di edisi pertama dan kedua pada tahun 2004 dan 2005, tahun-tahun selanjutnya Indonesian Idol mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga menempatkan Indonesian Idol sama dengan acara-acara televisi semata. Berbeda pada tahun ini, animo masyarakat dalam menonton Idol sangatlah besar, hal tersebut dibuktikan dengan berita idol yang selalu menempati trending topic pada Twitter[2], dan rating sebagai acara teleivisi yang paling banyak ditonton[3]. Coutas juga menyebutkan:

 According to ratings statistics, the periodical press, and as evidenced by fanbases, the most popular reality programmes in Indonesia to date are singer–performer talent quests such as RCTI’s Indonesian Idol, Indosiar’s Akademi Fantasi Indosiar (AFI, Indosiar’s Fantasy Academy) and TPI’s Kontes Dangdut Indonesia (KDI, Dangdut Contest Indonesia). (2008:111)

Setelah vakum selama 2 tahun, Indonesian Idol hadir kembali dan menyedot perhatian masyarakat yang begitu besar, bahkan setelah tampil live pada hari sabtu, hari minggu dan hari jumat kembali disiarkan siaran ulangnya. Hal ini lah yang menjadi perhatian utama, kembalinya Indonesian Idol di Televisi, sebuah pertunjukan musikal pada layar kaca Televisi Indonesia yang menjadi barometer musik Indonesia.

Indonesian Idol Sebagai Pertunjukan
Indonesian Idol, merupakan sebuah kontes pencarian bakat dalam bidang olah suara untuk  kategori penyanyi solo. Sebenarnya, Indonesian Idol ini merupakan acara yang mengadopsi dari sebuah acara serupa yang bernama “Pop Idol” di Inggris yang dibuat oleh Simon Fuller[4]. Dengan berkembangnya acara tersebut dan sangat menyita perhatian Dunia, maka Idol-idol selanjutnya terbuat dalam versi per Negara (Indonesian Idol) dan kawasan Regional (Asian Idol, World Idol, dll). Inti dari Indonesian Idol adalah menciptakan seorang penyanyi baru yang diyakini akan menjadi bintang baru di Indonesia dalam bidang tarik suara. Format pencarian bakat sebenarnya dilengkapi dalam beberapa tahapan, pada Indonesian Idol 2012 ini terdiri dari Audisi, Eliminasi, Top15 Show, Spectacular dan Grand Final. Pada audisi tahun 2012 ini diadakan dengan empat cara, Audisi Lokasi, Sekolah, Bus dan Online. Audisi Lokasi diselenggarakan di beberapa kota seperti Ambon, Bandung, Jakarta, Manado, Medan, Padang, Palembang, Surabaya dan Yogyakarta. Pada tahun ini Audisi Sekolah diadakan di SMA Don Bosco Padang, Audisi Bus diadakan di Cirebon, Jawa Barat, dan Audisi Online diadakan pada situs www.youtube.com. Audisi yang dilakukan adalah setiap individu membawakan sebuah lagu di depan para juri dan bila dianggap layak akan mendapatkan Golden Ticket yang menandakan lolos ke babak berikutnya.
Setelah terkumpul para peserta audisi, para penyanyi masuk dalam ke tahapan eliminasi, dengan jumlah yang banyak eliminasi dilakukan dengan cara membagi penyanyi ke dalam beberapa kelompok[5], kelompok tersebut akan bernyanyi satu sampai dua lagu dan penyanyi yang dianggap layak akan maju ke babak Top 15 Show[6], dari babak tersebut akan disaring 10orang, tetapi pada 2012 kemarin tersaring 12orang. Para penyanyi pada kesempatan ini akan menyanyikan satu buah lagu dan bagi mereka yang terpilih akan maju ke babak Spectacular[7] dan bersaing satu sama lain setiap minggunnya dengan membawakan satu hingga dua lagu, tergantung pada jumlah peserta yang ada. Tahapan terakhir adalah babak Grand Final yang mempertemukan dua peserta yang akan memperebutkan juara Indonesian Idol[8]. Pada kesempatan ini para penyanyi akan diminta menyanyikan hingga lima buah lagu. Dalam Indonesian Idol ini, para penyanyi pada tiap harinya akan ditempa dengan pelajaran musik, pemahaman musik dan teknik olah vokal dalam memperbaiki performa dari para penyanyi. Para penyanyi akan dipoles dalam suara dan penampilan yang akan dipertandingkan pada tiap minggunya.
Indonesian Idol sebenarnya bukan acara baru di layar kaca televisi Indonesia. Dimulai pada maret 2004, merupakan tahun pertama keberadaan Indonesian Idol. Dengan keberhasilan yang dicapai Indonesian Idol musim pertama maka hadir Indonesian Idol pada tahun selanjutnya, yaitu, tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2010 dan pada tahun ini kembali diadakannya Indonesian Idol. Adapun pasang surut yang terjadi pada Indonesian Idol, yaitu pada tahun 2004, 2005 dan 2006 animo masyarakat dalam menyaksikan Indonesian Idol dapat dikatakan setia, hal tersebut juga dibuktikan dengan memenangkannya Panasonic Awards untuk kategori Musik dan Variety Show Terbaik selama tiga tahun berturut-turut. Namun pada musim ke empat yaitu pada tahun 2007 Indonesian Idol dalam keberadaannya mulai munurun, dan pada musik ke lima pada tahun 2008 Indonesia Idol dihentikan karena ratingnya yang menurun tajam. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya kebosanan dari para penggemar yang tayang pada tiap tahunnya. Pada tahun 2010 Indonesian Idol mulai ditayangkan kembali, animo masyarakat mulai muncul kembali tetapi dalam frekuensi yang biasa saja. Akhirnya pada tahun 2011 Indonesia Idol juga ditiadakan. Kemunculan selanjutnya yang dianggap sebagai renaissance adalah pada tahun ini, 2012. Indonesia Idol musik ketujuh ini mendapat sambutan yang positif  dari para penggemar dan penonton Indonesia. Sehingga Indonesia Idol kembali menempati posisi tertinggi dalam jumlah animo penonton Indonesia. Inilah keberhasilan kembali RCTI sebagai penyiar dan Freemantle Media sebagai sponsor utama yang memunculkan Indonesian Idol lagi di Indonesia.
Adapun perangkat pada Indonesian Idol tersebut, seperti halnya Para Juri, Band Pengiring, pelatih vokal dan pembawa acara. Peran dari mereka lah yang membuat keberadaan Indonesian Idol terus ditunggu setiap minggunya. Pada Indonesian Idol, Juri merupakan posisi terpenting dalam kontes ini, karena juri yang akan menilai serta mendidik para kontestan setiap minggunya, dan secara tidak sadar komentar para juri akan menghegemoni para penonton baik yang menyaksikan langsung atau di layar kaca. Juri akan bertugas mengomentari setiap peserta sehabis para peserta menyanyi. Juri Indonesian Idol berjumlah tiga atau empat orang. Juri-juri tersebut adalah, pada musim pertama hingga ke tiga: Indra Lesmana, Titi DJ, Dimas Djayadiningrat, Meuthia Kasim dan Indy Barends (hanya pada musik ketiga). Pada Musim keempat dan kelima: Indra Lesmana, Titi DJ, Anang Hermansyah dan Jamie Aditya(hanya pada musim keempat saja). Pada Musim keenam: Erwin Gutawa, Agnes Monica, Rossa dan Anang Hermansyah. Pada musim ketujuh ini: Anang Hermansyah, Agnes Monica dan Ahmad Dhani. Pada band pengiring, dari musim pertama hingga kelima diiringi oleh Magenta Light Orchestra, dan pada musim keenam dan ketujuh diiringi oleh Ony and Friends. Sedangkan pada pembawa acara, musim pertama hingga kelima dibawakan secara bergantian oleh Irgy Ahmad, Amelia Natasha, Dewi Sandra dan Daniel Manantha. Tetapi pada dua musim terakhir hanya dibawakan oleh Daniel Manantha. Dalam menunjang acara Indonesia Idol ini, diciptakannya juga acara reality show dari para peserta selama karantina, dan disiarkan sekali dalam seminggu dengan waktu jeda satu hari sebelum malam spectacular show.

Indonesian Idol sebagai Konstruksi Selara Indonesia
            Indonesian Idol sebagai sebuah kontes pencarian bakat, tidak dibatasi dalam genre yang dibawakan oleh peserta. Ada beberapa dari penyanyi yang membawakan lagu dengan genre pop, rock, jazz, swing, keroncong, blues, RnB, dan banyak lagi. Tidak ada peraturan yang menentang jenis pembawaan lagu oleh peserta. Dengan makin beragamnya warna pada genre musik yang dibawakan, itu merupakan sebuah tingkat keberhasilan dari sebuah genre musik di tanah air ini. Keberhasilan sebuah genre musik merupakan konstruksi selera pada individu, dan konstruksi selera juga terbawa hingga pada ranah Indonesian Idol tersebut. Dengan begitu, yang terjadi adalah antara Indonesia Idol sebagai media selera atau pengkonsturksi selera, karena pada dasarnya para penyanyi, juri, pengiring hingga penonton pun mempunyai selera masing-masing.
Selera bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya, selara merupakan konstruksi, dan sebuah konstruksi selalu berkaitan dengan Praktik, Habitus, Capital dan Field milik Pierre Bourdieu dalam bukunya yang berjudul Outline of a Theory Practice.
Menurut Bourdieu, Praktik, Habitus, Capital dan Field merupakan satu keterkaitan yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam penelitiannya tentang praktik, Bourdieu berpendapat bahwa seluruh kehidupan sosial pada dasarnya bersifat praktik, karena Praktik berada dalam ruang dan waktu, dan praktik tidak secara sadar diatur dan digerakan. Bourdieu menyatakan bahwa:

the practical mastery of the logic or of the imminent necessity of a game—a mastery acquired by experience of the game, and one which works outside conscious control and discourse (in the way that, for instance, techniques of the body do (Jenkins, 1992:42)

Praktik tidak terjadi pada ruang yang kosong, Praktik berkerja pada ranah field. Praktik merupakan sebagai gabungan dari habitus dan modal yang dibuktikan di field. Habitus  menurut Bourdieu merupakan hasil ketrampilan yang menjadi tindakan praktis yang tidak harus selalu disadari, yang kemudian menjadi sumber penggerak dalam lingkungan sosial tertentu (1990:53).
Menurut Bourdieu:

The habitus, the durably installed generative principle o f regulated improvisations, produces practices which tend to reproduce the regularities immanent in the objective conditions of the production of their generative principle (1977:78)

Habitus merupakan struktur yang menstruktur seorang individu dalam disposisi sehingga menubuh di luar kesadaran si individu. Pada dasarnya Habitus merupakan kebiasaan yang ada pada tubuh, sehingga semuanya seperti bersifat otomatis atau bekerja diluar kesadaran. Habitus terjadi jika terkonstruk di kepala individu, terbiasa dengan praktik dan lingkungan, dan toksonomi praktis (Jenkins, 1990:46). Habitus terkawal dengan adanya Doxa, dimana Doxa menjadi hal yang membuat habitus menjadi sesuatu yang tidak dapat dipertanyakan karena adanya kebenaran nilai yang lebih besar.
Capital disini merupakan modal dari apa yang didapat dari habitus dan praktik, dimana menciptakan modal kultural, sosial, ekonomi, politik dan lainnya. Capital terjadi ketika kebiasaan tumbuh, maka akan menjadi investasi dan modal. Habitus berdampak sangat kuat pada kepemilikan modal dan praktik merupakan penggunaan dari capital yang ada. Sedangkan Field merupakan suatu arena sosial yang di dalamnya ada perjuangan atau maneuver untuk memperebutkan sumber atau akses yang terbatas (Jenkins, 1992:52). Praktik berada dalam field, dimana praktik yang merupakan hasil dari capital yang terjadi karena habitus. Ketika seseorang dengan praktiknya melawan orang lain disebut sebagai field of Struggle, dan perjuangan untuk mencapai eksistensi.
            Pada Indonesian Idol, konstruksi selera ditelaah sebagai Praktik, Habitus, Capital dan Field. Habitus dari Indonesian Idol itu sendiri ada pada para juri, penyanyi dan penonton. Sedangkan Capital pada idol adalah investasi-investasi dari habitus Idol itu sendiri, praktik pada Idol adalah perwujudan dari modal dan praktik berada pada field Indonesian Idol, dan Field dalam Indonesian Idol adalah babak demi babak menjadi juara. Habitus Indonesian Idol  terbagi pada para Juri, penyanyi dan Penonton. Para juri Indonesian Idol 2012, yakni Anang Hermansyah, Agnes Monica dan Ahmad Dhani. Mereka merupakan pemusik dan penyanyi yang telah berhasil dalam field of struggle dari Industri Musik Indonesia. Maka itu habitus dan capital dari mereka sangatlah besar. Seperti halnya Ahmad Dhani, beliau telah berkecimpung di Musik Indonesia sejak 1992 hingga sekarang, bahkan beliau telah mempunyai perusahaan label sendiri. Begitu juga dengan lainnya, Agnes Monica, beliau merupakan penyanyi yang fenomenal karena telah berhasil berkarir di Internasional. Para juri merupakan semua pemusik yang paling terkenal hingga sebelum Indonesian Idol dimulai, sehingga dengan adanya para Juri yang mempunyai kemampuan dan berprestasi, konstruksi selera dapat terwujud. Sedangkan habitus dari penyanyi dan penonton tidak jauh berbeda, dimana mereka berkembang bersama industri musik Indonesia.
Habitus diperoleh dari pendidikan dan pendewasaan. Telah terjadi penubuhan ketika mereka mendengarkan musik-musik baik Indonesia maupun luar, dan tidak sadari hal tersebut menjadi kebiasaan. Yang membedakan Penonton dan penyanyi adalah habitus dari penonton untuk memilih, sedangkan habitus dari penyanyi untuk praktik dan bersaing di field of Struggle. Habitus dari Indonesian Idol tersebut menjadi kebiasaan, dan habitus tersebut menjadi capital dari para penyanyi sewaktu mereka bersaing di panggung Indonesian Idol. Capital tersebut adalah pada suara (seperti teknik suara) dan gaya (gaya berpakaian dan menyanyi). Para penyanyi juga di tempa setiap minggunya dengan praktik-praktik yaitu dengan adanya latihan vokal setiap minggunya. Latihan Vokal berguna untuk menjadi modal tambahan sebelum para kontestan bersaing di field, Spectacular Show. Bagi mereka yang mempunyai eksistensi tertinggi maka keberadaannya akan aman hingga Grand Final, dan juga sebaliknya. Habitus, Kapital dan Praktik dalam Field mengkonstruksi selera musik masyarakat. Dimana mereka semua berangkat pada kebiasaan yang sama menjadi kebiasaan yang berbeda.

Indonesian Idol: Antara Pesona dan Penubuhan
Indonesian Idol dalam keberlangsungannya ditonton oleh 53% lebih penduduk Indonesia, penonton seakan semangat dan selalu menunggunya setiap Indonesian Idol berlangsung. Dari pertanyaan-pertanyaan yang penulis langsungkan terhadap penonton, kebanyakan mereka menunggu suara-suara indah para penyanyi, melihat performance setiap minggunya, dan melihat siapa yang akan keluar. Dalam bentuk ini ada nilai pesona yang muncul dimana terdapat pada suara yang muncul. Pesona merupakan sesuatu hal yang membuat tersentak dan membuat takjub terhadap suatu hal. Gell mengatakan seperti pada penelitian terhadap Kula Canoe, hiasan dan perangkat dikatakan mempesona karena tidak pernah terlihat sebelumnya dan adanya tingkat kesulitan yang tinggi. Kesulitan merupakan nilai pesona sebuah hal (1999:164). Adapun sifat dari Pesona itu sendiri:

The Power of art objects stems from the technical processes they objectively embody: the technology of enchantment is founded on the enchantment of technology. The enchantment of technology is the power that technical processes have of casting a spell over us so that we see the real world in an enchanted form. The enchantment which is immanent in all kinds of technical activity. (Gell, 1999:163)

Menurut Gell, dari sebuah teknologi akan muncul sebuah pesona. Teknologi menyimpan sebuah tingkat kesulitan tersendiri bagi masyarakat awam. Karena kesulian merupakan poin dari teknik yang memunculkan pesona. Seni terbuat dari sebagai sesuatu yang kecil, rumit, halus, seperti halnya pada pahatan di kapal masyarakat Trobrian yang terdapat pesona. Bilamana tingkat kesulitan semakin tinggi, maka hal tersebut akan semakin mempesona.
Hal tersebut juga terjadi pada Indonesian Idol, dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada para penonton, mereka menunggu suara-suara indah para penyannyi, ada nila pesona dari penonton terhadap para peserta Indonesian Idol. Pesona pada Indonesian Idol terdapat pada suara yang bervariasi, seperti suara lengking, suara berat, suara serak, suara tinggi atau suara rock, masing-masing pesona terhadap seseorang peserta menumbuhkan kekaguman hingga menghipnotis para penonton untuk ikut memilih mereka melalui SMS. Suara-suara dari para peserta yang dididik setiap minggunya, membuat adanya tingkat kesulitan dalam olah vokal dan hal tersebut yang membuat kekaguman dari para penonton. Suara yang tingkat vokalnya semakin sulit dan baik akan menjadi paling mempesona, tetapi semua dikembalikan kepada jenis suara dari peserta. Dalam kasus ini, Indonesian Idol, pesona juga muncul karena hegemoni. Hal tersebut terbukti tentang penilaian kita terhadap suara, terkadang ketika para juri menilai seorang peserta sangat bagus, kita juga akan mempercayainya dan mengatakan itu bagus dan sebaliknya. Ditemukannya pesona yang tercipta karena kekuasaan kelompok. Adapun efek langsung dari pesona, pada juri: efek pesona akan muncul ketika para penyanyi bernyanyi dengan baik, memberikan komentar baik, bertepuk tangan, berdiri, menyanyi hingga memeluk penyanyi. Sedangkan penonton, efek pesona muncul ketika mereka ikut bernyanyi, bertepuk tangan, berdiri, menggeleng-gelengkan kepala, dan banyak lagi.
            Dalam Praktek Indonesian Idol terdapat dampak pada penubuhan, pesona menciptakan habitus baru, dan penubuhan terjadi karena pesona langsung dirasakan melalui tubuh menjadi sebuah pengalaman. Pada dasarnya,penubuhan atau embodiment merupakan relasi antara ide, nilai dan makna dengan wujud materialnya. Penubuhan dapat dilihat dari Phenomenology, karena pada phenomenology terdapat existential. Pada dasarnya Phemenology berarti fenomana atau sebuah gejala, dan existential merupakan keberadaan suatu gejala. Gejala-gejala dialami manusia lewat tubuhnya, dan gejala-gejala tersebut menjadi pengalaman dan mengalami penubuhan.

In such extraordinary ways can body movement provide human beings with a resource for action in a semiotic modality that frequently elides spoken expression but is never separate from the nature, powers and capacities of linguistically capable agents (Farnell, 1999:32)

Tubuh dipandang sebagai sebuah agen yang mempunyai kuasa untuk mendapatkan sesuatu. Menurut Bourdieu, penubuhan juga terjadi karena adanya habitus, karena sejatinya saat habitus sedang berkerja, ada nilai dalam habitus yaitu menubuhkan sesuatu. Selain itu dalam menunjang proses penubuhan, praktik juga sebagai media penubuhan terhadap sebuah hal. Pada ranah kesenian, performance dapat dikatakan sebagai proses penubuhan, dimana performance dialami menjadi pengalaman dari individu, dan pengalaman itu menubuh. Dalam ranah ini, penubuhan terbagi atas pelaku dan penonton.
            Dalam hal Indonesian Idol, penubuhan juga terjadi pada penyanyi dan penonton. Ketika bersamaan dengan berfungsinya habitus, maka penubuhan juga terjadi, penubuhan terjadi karena si individu telah mengalami sesuatu dan menjadi sebuah pengalaman atau memori dalam otak individu, dan sesuatu hal telah dapat dirasakan karena pernah mengalami sebelumnya, penubuhan pun terbentuk. Seperti halnya para penyanyi mereka telah mengalami penubuhan yang bersifat asli, tetapi dalam Indonesian Idol mereka dituntut untuk melakukan penubuhan dengan cara mengikuti kelas vokal dan lainnya, sehingga pada saat performance si penyanyi bisa mengaplikasikan penubuhan yang dia rasakan. Dari penyanyi, para penonton juga serta merta mendapat praktek penubuhan, dimana ketika mereka melihat para penyanyi dan bernyanyi, dan hal tersebut menjadi pengalaman bagi penonton. Terlebih jika penonton mengikuti para penyanyi bernyanyi, atau setidaknya mereka menggerakan kaki atau tangan, karena keberhasilan proses penubuhan ketika penonton ikut berpartisipasi walau sekecil apapun.

Indonesian Idol dalam Komoditisasi Musik Indonesia

Economic exchange creates value. Value is embodies in commodities that are exchanged. Focusing on the things are exchanged, rather than simply on the forms or functions of exchange, make it possible to argue that what creates the link between exchange and value is politics, construed broadly. Commodities like persons, have social lives. (Appadurai,1986:4)
           
Seperti halnya yang dikatakan Appadurai bahwa komoditas sama seperti manusia, dimana mempunyai “kehidupan sosial”. Pada hal ini Appadurai menekankan tentang nilai pertukaran pada komoditas, ada nilai yang terdapat pada pertukaran. Seperti halnya barter di zaman sekarang, ketika anda membeli sesuatu dengan harga mahal, barang itu memang mempunyai nilai yang mahal juga. Appadurai juga dalam bukunya mengangkat pernyataan Marx bahwa adanya perputaran pada komoditas selalu berhubungan dengan uang. Appadurai melihat adanya hal diluar uang yang terdapat pada komoditas seperti halnya sosial arena pada sebuah hal. Appadurai mengklasifikasikan bahwa komoditas terbagi atas empat hal, yakni komoditas berdasarkan destinasi, metamorphosis, diversion dan ex-comodities. Komoditas berdasarkan destinasi adalah barang yang benar-benar murni akan di jual, metamorphosis adalah barang yang berarti pada sebuah tempat karena mengalami metamorfosis, diversi adalah barang yang mengalami metamorphosis dan mengalami diversi. Ex-comodities adalah barang yang dipertukarkan ke tempat lain. Hal tersebut membuktikan bahwa komoditas terbentuk atas jenis barang. Pada dasarnya dalam lingkup seni, seni senantiasa membutuhkan dukungan ekonomi agar eksistensinya tetap terjaga. Kesenian tidak dapat dipisahkan dari hal lainnya. Seperti halnya kesenian dan ekonomi. Seni sebagai bentuk juga diperlukan sebagai komoditas, ada kegiatan jual beli pada hal tersebut, con, seperti pada lukisan, adanya penjualan lukisan oleh pelukis. Adanya tindakan pertukaran. Pertukaran antara pembuat dan pembeli disebut sebagai apresiasi Seni, dimana bila menonton sebuah pertunjukan. Dilematis sebenarnya terjadi, antara art for art dan art for mart dalam melihat kesungguhan seni itu sendiri.
            Dalam hal Indonesian Idol merupakan sebuah pertunjukan musik di televisi, memang sebenarnya semua hal yang berbau televisi merupakan kegiatan ekonomi, beranjak dari leisure time, menjadi sebuah aktifitas pemenuh kepuasaan atas sebuah hal. Indonesian Idol merupakan sebuah nilai pertukaran yang paling terlihat, dimana Indonesian Idol berusaha menampilkan musik yang variatif dan musik yang menghibur, karena ini sebuah kontes. Tetapi ditukarkan dengan nilai ekonomi yaitu rating pertelevisian dari jumlah penonton, Iklan dari sponsor, tiket nonton langsung seharga Rp.100.000,- dan SMS dalam pemilihan peserta yang akan menjadi pemenang. Indonesian Idol dalam keberlangsungannya memang menggunakan sistem SMS dan telepon, karena mereka mengatas namakan penonton seperti “anda yang memilih, anda yang menentukan”. Indonesian Idol sebagai aktifitas Ekonomi mempunyai pertukaran yang sangat tinggi, dimana:

On a Friday night slot, when Indonesian Idol airs, RCTI sets the price at Rp. 18,000,000 per 30 second ad spot. Expensive? This is prime time, man! During a one hour presentation, there are six ad breaks with each break filled with roughly eight ad spots. With a total of 48 spots, in one hour RCTI scoops Rp. 864,000,000. Not only that, after a break of one hour, the result show phase . . . takes place from 10–11 p.m. Here, RCTI achieves almost the same ratings, which means takings of around Rp.1,728 billion for one episode. And that’s underestimating. (Guritno et al. 2004: 31)

Pertukaran itulah yang membuat komoditas Indonesian Idol sebagai sebuah seni pertunjukan berjalan dengan baik. Adanya pertukaran antara seni dan nilai Ekonomi. Indonesian Idol dapat dikatakan berhasil dalam menggunakan prinsip art for art dan art for mart, karena dalam keberlangsungannya, dalam lingkup art for art para penyanyi bersungguh-sungguh dalam bernyanyi dan menyuguhkan penampilan terbaik mereka, karena ini sebuah kontes yang harus dimenangkan, dan art for mart adalah tingkat keberhasilan mereka untuk menjadi pemenang dengan cara berpenampilan baik maka akan dipilih oleh para penonton.



Referensi
Appadurai, Arjun.
1986. The Social Life of Things: Commodities in Cultural Perspective. Cambridge: Cambridge University Press.
Bourdieu, Pierre.
1977. Outline of a Theory of Practice. Cambridge: Cambridge University Press
1990. The Logic Of Practice, trans by Richard Nice. Stanford: Stanford University Press
Countas, Penolpe.
2008. Fame, Fortune, Fantasi Indonesian Idol and The New Celebrity dalam Buku Popular Culture in Indonesia. New York: Routledge.
Farnell, B.
1999. Moving Bodies, Acting Selves dalam Annual Review of Anthropology. Urbana: University of Illinois at Urbana- Champaign
Gell, Alfred.
1999. The Art of Anthropology Essays and Diagrams. London: The Athlone Press
Guritno, G.A., Khudori, Yanuarti, Sawariyanto, A., and Fitriyah, N.
2004. ‘Duit mengalir sampai jauh’, Gatra, May 15: 30–31.
Haryono, Timbul.
2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta: ISI Press
Jenkins, Richard.
1992. Pierre Bourdieu “Key Sociologists”. London: Routledge

Perkuliahan:
Perkuliahan Antropologi Seni oleh G.R. Lono Lastoro Simatupang tanggal 8 Maret 2012, 5,22,29 Mei 2012

Internet:


[1] Indonesia Idol sejatinya diselenggarakan pada hari Jum’at, tetapi setelah penyanyi tereliminasi hingga lima besar, acara dipindah menjadi hari Sabtu, juga mengingat animo masyarakat yang terus bertambah untuk menyaksikan acara Indonesia Idol ini pada akhir pekan.
[2] Twitter merupakan jejaring sosial dunia maya, yang dapat menghubungkan semua orang di muka bumi ini. Setiap waktunya, akan muncul berita yang paling banyak menyita perhatian (trending topic dalam cakupan worldwide) dari para pengguna Twitter, dan pada hari penampilan Indonesia Idol. Idol selalu menempati posisi 10 besar berita yang paling banyak diakses sedunia.
[3] Pernyataan Produser Eksekutif RCTI,Fabian Dharmawan bahwa dari 100%, 53% penduduk Indonesia menyaksikan Indonesian Idol dalam www.tempo.co dalam berita Indonesian Idol 2012 Cetak Rekor. Berita tanggal 30Juni2012
[4] www.indonesiaidol.com diunduh pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 20.36
[5] Pada tahapan sampai pembagian eliminasi jumlah besar, pemilihan berdasarkan SMS tidak dilakukan, pada tahapan ini lebih kepada keputusan dewan juri untuk menentukan siapa yang layak untuk kontes ini.
[6] Pada tahapan ini, pemilihan akan didasarkan kepada dua cara, yakni cara pemilihan dewan juri dan voting sms terbanyak. Lima orang pertama akan ditentukan oleh voting sms, lima orang lainnya akan ditentukan dewan juri.
[7] Penentuan siapa yang bertahan dan tidak bertahan pada tahapan ini menggunakan voting sms, bagi penyanyi dengan voting terendah maka tidak dapat melanjutkan ke babak spectacular selanjutnya.
[8] Format pencarian bakat Indonesian Idol selalu berganti tipe sistem pemilihan, seperti dahulu, proses pemilihan talenta dengan adanya audisi, eliminasi, Workshop, Wildcard, Spectacular Show, Result Show, Grand Final dan muncul satu penyanyi sebagai pemenang dalam kontes ini. Berbeda tahapan dengan cara audisi peserta dalam jumlah banyak.

1 comment:

Aurora Ribero said...

SELAMAT ANDA MENDAPATKAN UNDANGAN RESMI DARI SUMOQQ.COM! Kunjungi Skrg Live Chat nya u/Info lbh Lanjut,Dan Dapatkan Jutaan Rupiah Dengan Cuma-Cuma BBM : D8ACD825